Parkiran

Setelah sedikit pergulatan tadi Gladys bergegas menghampiri parkiran Jeffan, namun saat keberadaan Jeffan terlihat dari pandangannya ia juga melihat seseorang yang sedang mengobrol dengan lelaki yang ia sebut “kakak” itu.

“Jenggala?” Gladys melebarkan matanya sesekali memicingkannya kembali untuk memastikan bahwa yang ia lihat benar Jenggala atau tidak. Ternyata benar, remaja laki laki yang sedang mengobrol sembari terlihat sibuk memerhatikan motor kakaknya adalah Jenggala.

Gladys terkejut sekaligus jengkel kenapa kakaknya harus bertemu dengan Jenggala. Entah ada hubungan apa mereka berdua, tapi Gladys melihat mereka mengobrol sembari menunjukkan motornya masing masing. Gladys berharap mereka tak ada hubungan pertemanan sekalipun hanya saling mengenal satu sama lain.

Gadis itu terlalu malu sekaligus kesal jika harus bertatap muka dengan remaja laki laki menyebalkan itu, alhasil ia tidak menghampiri kakaknya sebelum Jenggala pergi dari sana.


Tibalah akhirnya Gladys mendekati kakaknya setelah 10 menit pura pura bersembunyi dari Jenggala.

Tanpa basa basi Gladys langsung menanyakan pada kakak nya, “Tadi itu siapa? Lo kenal sama dia?”

“Engga sih. Tadi motor gue agak susah dikeluarin dari parkiran dan kebetulan dia ngeliat terus yaudah gue dibantu. Habis itu kita ngobrol sebentar karena katanya dia lumayan tertarik tentang motor sama kayak gue jadi ya kita ngobrol dikit soal motor.”

“Kenapa? Lo kenal sama dia?” lanjut Jeffan

“Ha? E-nggak lah, gue ga kenal,” jawab Gladys dengan sedikit terbata bata karena tak ingin kakaknya tau kalau dirinya mengenal Jenggala.

“Yaudah kalau ga kenal kenapa judes gitu?” Jeffan mencoba meyakini dirinya yang curiga terhadap tingkah laku Gladys.

“Apaan sih biasa aja kok, udah ah mending kita pulang gue laper mau mandi,” ucap Gladys bohong lalu mengalihkan pembicaraan.

“Laper mah makan bukan mandi, pkok”

“Ya maksud gue, gue itu laper dan pengen mandi juga,” kesal Gladys.

“Ya lo tadi ngomong nya gajelas,” Jeffan membela diri.

“Ah kelamaan, ayo cepet pulang,” Gladys mendorong tubuh kakaknya ke arah motor menandai dirinya ingin segera pergi ke rumah.

Dalam perjalanan Gladys menunjukan ekspresi jengkel, jengkel karena kakaknya harus bertemu dengan Jenggala, seseorang yang sudah membuat matanya membengkak pagi tadi.