Pertemuan.
Jenggala duduk diatas motor nya sembari melihat jalanan yang cukup sepi dan bintang bintang cantik di langit. Ia nikmati itu sembari menghisap batang rokok yang telah ia beli. Batang rokok kelima nya.
Tiba tiba ada seseorang yang menepuk pundak nya. “𝑱𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒂? 𝑩𝒆𝒏𝒆𝒓 𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒋𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒂?,” kata orang itu
“𝑳𝒐..? 𝑮𝒍𝒂𝒅–”
“𝑵𝒊𝒉 𝒂𝒎𝒃𝒊𝒍, 𝒋𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒕𝒐𝒍𝒂𝒌” potong gladys dengan menyerahkan papper bag yang berisi minuman dan cemilan.
“𝑴𝒂𝒌𝒔𝒖𝒅 𝒍𝒐 𝒂𝒑𝒂𝒂𝒏 𝒏𝒈𝒂𝒔𝒊 𝒈𝒖𝒆 𝒃𝒆𝒈𝒊𝒏𝒊𝒂𝒏?,” kata Jenggala yang belum juga mau mengambil bungkusan yang diberi gadis 'stranger' itu.
“𝑷𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒓𝒐𝒌𝒐𝒌 𝒍𝒐. 𝑮𝒖𝒆 𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒃𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆 𝒍𝒐 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒋𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒏𝒈𝒆𝒓𝒐𝒌𝒐𝒌 𝒕𝒆𝒓𝒖𝒔 𝒂𝒑𝒂𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒔𝒂𝒎𝒃𝒊𝒍 𝒎𝒊𝒏𝒖𝒎 𝒋𝒖𝒈𝒂. 𝑱𝒂𝒅𝒊 𝒈𝒖𝒆 𝒌𝒆𝒔𝒊𝒏𝒊 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒏𝒈𝒂𝒔𝒊 𝒔𝒏𝒂𝒄𝒌𝒔 𝒊𝒏𝒊 𝒌𝒆 𝒍𝒐. 𝑩𝒊𝒂𝒓 𝒕𝒖𝒉 𝒎𝒖𝒍𝒖𝒕 𝒈𝒂 𝒉𝒊𝒔𝒂𝒑 𝒓𝒐𝒌𝒐𝒌 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒏𝒆𝒍𝒆𝒏 𝒎𝒊𝒏𝒖𝒎𝒂𝒏 𝒂𝒍𝒌𝒐𝒉𝒐𝒍 𝒕𝒆𝒓𝒖𝒔,” oceh Gladys.
“𝑩𝒖𝒂𝒕 𝒂𝒑𝒂 𝒔𝒊𝒉? 𝑲𝒊𝒕𝒂 𝒂𝒋𝒂 𝒈𝒂 𝒔𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒌𝒆𝒏𝒂𝒍” “𝑮𝒖𝒆 𝒌𝒂𝒔𝒊 𝒍𝒐 𝒑𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒖𝒔𝒂𝒉 𝒔𝒐𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒉𝒂𝒕𝒊𝒂𝒏 𝒌𝒆 𝒈𝒖𝒆. 𝑮𝒖𝒆 𝒈𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂” ucap jenggala dengan nada tinggi nya.
“𝑳𝒐 𝒊𝒕𝒖 𝒚𝒂! 𝑮𝒖𝒆 𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒍𝒂 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒌𝒆𝒔𝒊𝒏𝒊 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒈𝒖𝒆 𝒈𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒆𝒏 𝒍𝒐 𝒋𝒂𝒅𝒊𝒊𝒏 𝒓𝒐𝒌𝒐𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒂𝒍𝒌𝒐𝒉𝒐𝒍 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒓𝒊𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒎𝒂𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒍𝒐. 𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒔𝒊𝒇𝒂𝒕 𝒍𝒐 𝒊𝒕𝒖 𝒎𝒆𝒎𝒑𝒆𝒏𝒈𝒂𝒓𝒖𝒉𝒊 𝑯𝒆𝒏𝒛𝒐 𝒕𝒆𝒓𝒖𝒔 𝑯𝒆𝒏𝒛𝒐 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒌𝒂𝒚𝒂𝒌 𝒍𝒐 𝒈𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂?! 𝑮𝒖𝒆 𝒈𝒂𝒎𝒂𝒖 𝒕𝒆𝒎𝒆𝒏 𝒈𝒖𝒆 𝒔𝒂𝒌𝒊𝒕!,” jelas Gladys.
“𝑶𝒉 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒖𝒅 𝒍𝒐 𝒈𝒖𝒆 𝒑𝒆𝒎𝒃𝒂𝒘𝒂 𝒔𝒊𝒂𝒍 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑯𝒆𝒏𝒛𝒐, 𝒈𝒊𝒕𝒖?” ucap jenggala sembari menghidupkan kendaraannya.
“𝑺𝒐𝒓𝒓𝒚 𝒆-𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒌 𝒈𝒊𝒕𝒖 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒖𝒅 𝒈𝒖𝒆 𝒋𝒆𝒏𝒈,” ucap Gladys yang terbata bata karena merasa bersalah.
“𝑶𝒉𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒕𝒖 𝒍𝒂𝒈𝒊. 𝑮𝒖𝒆 𝒈𝒂𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒏𝒚𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒃𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒈𝒂𝒎𝒂𝒖 𝒍𝒐 𝒅𝒂𝒕𝒆𝒏𝒈 𝒌𝒆𝒔𝒊𝒏𝒊 𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒋𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉𝒊𝒏 𝒈𝒖𝒆 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒈𝒖𝒆 𝒈𝒂𝒔𝒖𝒌𝒂 𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒌𝒆𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒍𝒐 𝒊𝒏𝒊” balas Jenggala.
“𝑻𝒆𝒓𝒔𝒆𝒓𝒂𝒉 𝒍𝒐 𝒎𝒂𝒖 𝒃𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒑𝒂 𝒌𝒆 𝒈𝒖𝒆. 𝑮𝒖𝒆 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊 𝒈𝒂𝒂𝒅𝒂 𝒏𝒊𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒃𝒊𝒌𝒊𝒏 𝒍𝒐 𝒃𝒂𝒅𝒎𝒐𝒐𝒅. 𝑮𝒖𝒆 𝒎𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒎𝒂𝒂𝒇 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒈𝒖𝒆 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒊𝒌𝒖𝒕 𝒄𝒂𝒎𝒑𝒖𝒓, 𝒈𝒖𝒆 𝒎𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒎𝒂𝒂𝒇 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒃𝒊𝒌𝒊𝒏 𝒍𝒐 𝒎𝒂𝒓𝒂𝒉. 𝑻𝒂𝒑𝒊 𝒕𝒐𝒍𝒐𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 𝒊𝒏𝒊, 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒔𝒆𝒂𝒏𝒅𝒂𝒊𝒏𝒚𝒂 𝒍𝒐 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒆𝒏 𝒏𝒚𝒆𝒃𝒂𝒕 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒍𝒐 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒊𝒏𝒖𝒎 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒎𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒏𝒂𝒄𝒌𝒔 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒈𝒖𝒆 𝒌𝒂𝒔𝒊 𝒊𝒏𝒊. 𝑮𝒖𝒆 𝒎𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒕𝒐𝒍𝒐𝒏𝒈”. “𝑵𝒊𝒉 𝒑𝒐𝒌𝒐𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒍𝒐 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒃𝒂𝒘𝒂 𝒑𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈, 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒈𝒂𝒌 𝒌𝒂𝒔𝒊 𝒌𝒆 𝒎𝒂𝒎𝒂 𝒂𝒚𝒂𝒉 𝒍𝒐” lanjut Gladys yang bersikeras memasangkan papper bag nya ke bagian stang motor Jenggala.
Jenggala terlalu kesal dan merasa terusik oleh kehadiran gladys malam itu. Hingga jenggala kehilangan kontrol dan melempar kembali papper bag yang berisi snacks dan minuman itu.
“𝑱𝑬𝑵𝑮!” Teriak gladys karena Jenggala melempar pemberiannya.
“𝑮𝒖𝒆 𝒈𝒂𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒎𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒍𝒐 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒅𝒂𝒕𝒆𝒏𝒈. 𝑫𝒂𝒏 𝒈𝒖𝒆 𝒑𝒖𝒏 𝒈𝒂𝒌 𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉 𝒌𝒆𝒉𝒂𝒅𝒊𝒓𝒂𝒏 𝒍𝒐 𝒅𝒊𝒔𝒊𝒏𝒊. 𝑱𝒂𝒅𝒊 𝒋𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒊𝒌𝒖𝒕 𝒄𝒂𝒎𝒑𝒖𝒓 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒖𝒓𝒖𝒔𝒂𝒏 𝒈𝒖𝒆,” bentak Jenggala pada gadis yang ia anggap sebagai pengganggu itu.
Itulah awal pertemuan mereka, penuh amarah juga bentakan. Jenggala pergi dengan semua penolakan yang ia tujukan pada Gladys, sedangkan Gladys terdiam ketika Jenggala meninggalkan nya dipinggir jalan. Kemudian mengambil kembali snacks yang berjatuhan dan beranjak pergi dari sana dengan beberapa tetesan yang berjatuhan dari mata indahnya.